“Romo!
Romo! Romo Kuntul lagi dimana Romo!”. Pagi itu hingar bingar kegelisahan sudah
terdengar saja dari ujung Desa Mesakat. Adalah Ujep, seorang pria berusia 35
tahunan yang berteriak-teriak hingga seisi kampung terbangun dari persenggamaannya.
Ujep kesana-kemari mencari Romo Kuntul yang katanya sedang bersemedi entah
dimana. Ia kebingungan karena malam harinya sebelum Romo Kuntul bersemedi, Sang
Romo hanya memberikan petunjuk bahwa ia akan bersemedi di pelupuk mata Desa
Mesakat, jika Ujep memerlukan sesuatu, ia harus menemukan pelupuk mata Desa
Mesakat tersebut.
Kembali ke malam sesudah satu jam
kepergian Romo Kuntul tuk bersemedi, terjadi sebuah kekacauan di pelataran
belakang balai desa, dimana di pelataran tersebut terdapat sepasang muda-mudi
haus cinta yang sedang melakukan hubungan esek-esek.
Suara erangan kedua remaja Desa Mesakat tersebut menggelitik rasa penasaran
Ujep yang sedang merancap di bilik 3 x 4 yang berada di tengah-tengah bangunan
balai desa. Ujep yang belum mencapai orgasme harus dikalahkan rasa penasarannya
untuk melihat apa yang sedang terjadi di pelataran belakang balai desa. Setelah
beberapa langkah mengikuti suara erangan tersebut, Ujep akhirnya mendapati
kedua anak manusia yang saling tumpang tindih dengan alat kelamin saling
menyatu. Sontak ia berteriak “Hei! Apa yang engkau lakukan anak muda!” Ujep
langsung menyabet bungkus kondom yang mereka gunakan untuk bercinta, ternyata
kondom tersebut bermerek Dobol! Salah satu merk kondom yang diharamkan oleh
Dewan Tangan Kanan Kencrot. Perlu diketahui, Desa Mesakat memiliki jajaran
Dewan Tangan Kanan Kencrot, dimana tugas mereka adalah menentukan ke-halal-an
dan ke-haram-an suatu produk maupun suatu polemik yang harus diselesaikan
secara agamis. Desa Mesakat sendiri, berpegang teguh pada satu agama yang
dianut seluruh penduduknya, yaitu Agama Kencrot, dimana yang disembah adalah
Dewa Kencrot.
Kejadian tersebut sungguh membuat
Ujep getem-getem, bagaimana tidak?
Padahal Dewan Tangan Kanan Kencrot telah mem-fatwakan haram untuk penggunaan
kondom bermerek tersebut namun hal tersebut dilanggar oleh kedua remaja bau
kencur yang alat kelaminnya masih saling menempel. Akhirnya, sepasang muda-mudi
yang belum sempat mengenakan kancut tersebut diseret paksa oleh Ujep untuk
memberikan kesaksian di Alun-alun desa, namun sialnya hari telah malam, Ujep
tidak enak membangunkan seisi kampung untuk berkumpul, apalagi memanggil jajaran
Dewan Tangan Kanan Kencrot, hal itu sungguh tidak etis menurut Ujep yang hanya
menjabat sebagai polisi adat. Akhirnya Ujep memutuskan untuk mengamankan
sepasang muda-mudi tersebut di bilik yang berada di tengah-tengah bangunan
balai desa. Ia kunci rapat-rapat mereka didalam bilik tersebut sembari
kebingungan dan berkeringat dingin.
Ujep yang sedikit bodoh terus saja
berteriak memanggil-manggil nama Romo Kuntul yang tak beranjak muncul, ia
kebingungan dengan petunjuk aneh mengenai keberadaan Romo Kuntul. Paginya, setelah
seluruh warga terbangun, Ujep langsung berbicara melalui pengeras suara di
Alun-alun desa bahwa ia menemukan sepasang muda-mudi yang bercinta menggunakan
kondom bermerek Dobol. Sontak kaget-lah seluruh warga yang telah terbangun.
Dobol memang sebuah merek kondom yang kontroversial, korporasi tersebut memakai
inovasi kondom bergerigi alias ‘dotted’
kalau di bahasa inggrisnya. Kondom bergerigi memang laris manis di desa-desa
lainnya karena terbukti mampu membuat wanita mencapai puncak orgasmenya. Namun,
Desa Mesakat tidak memperbolehkan peredaran kondom tersebut karena menurut
pemerintah Desa Mesakat, kondom tersebut terlalu cepat membuat wanita orgasme
saat berhubungan seks, sehingga si pria yang belum orgasme akhirnya harus menggenjot sendirian tanpa bantuan
goyangan wanitanya.
Setelah berhasil membuat geger seisi
kampung, Ujep yang masih kebingungan akhirnya pergi lagi mencari keberadaan
sang Romo. Saat menjalankan pencariannya, ia bertemu dengan salah seorang
anggota Dewan Tangan Kanan Kencrot di pertigaan jalan, yaitu Nyai Kemem. Nyai
Kemem merupakan salah seorang agamawati yang cukup terkenal berkat bukunya yang
berjudul “Perbincangan Kelamin dengan Dewa Kencrot”. Tanpa sempat menyapa
beliau, bibir Ujep langsung saja dilumat habis oleh Nyai Kemem, ya, dilumat
habis dengan bibirnya Nyai Kemem sendiri. Setelah make out yang cukup lama, sekitar 20 menitan, Nyai Kemem akhirnya
melepas bibirnya yang sedang melakukan French Kiss terhadap Ujep. Kelelahan-lah
si Ujep, sampai ia tak bisa berkata-kata, Nyai Kemem berhasil membuat energinya
terkuras habis. Ujep yang masih lemas tiba-tiba diberi bisikan oleh Nyai Kemem
yang berkata “pergilah ke utara, disana Romo Kuntul berada.” Ujep yang masih
lemas dan berkeringat panas cuma bisa berkata “te.. terima kasih Nyai..” dengan
nada terbata-bata.
Ujep yang masih ling-lung akibat
percumbuan dengan Nyai Kemem akhirnya melangkahkan tapak demi tapak kakinya
menuju utara Desa Mesakat. Ujung utara Desa Mesakat merupakan tempat tertinggi
dari seluruh wilayah desa, dimana disana terdapat sebuah prasasti Lingga dan
Yoni yang mengarah tepat pada Desa Mesakat. Ujep lagi-lagi kelelahan,
ketinggian tempat yang mencapai 11000 mdpl tersebut membuat Ujep dehidrasi,
bruntunglah ia selalu membawa sebotol wiski sebagai pelepas dahaga. Jalanan makadam,
semak-semak, hutan, savana, ia lewati, hingga ia menemui prasasti Lingga Yoni
di puncak tertinggi. Benar saja, disana ia menemui Romo Kuntul yang sedang
menyenggamai batu, iya batu, batu yang ditengahnya terdapat lubang berdiameter
10 sentimeter. Memang seperti itulah peribadatan tertinggi kaum agamawan Desa
Mesakat, Agama Kencrot memiliki berbagai ritus yang sangat erat dengan seksualitas,
salah satunya bersenggama dengan batu tadi, namun hal tersebut hanya boleh
dilakukan oleh pemuka agama yang sudah mencapai level ma’rifat.
Ujep yang melihat Romo Kuntul sontak
berteriak “Romoooo!! Romo!! Akhirnya kutemukan dirimu! Terimakasih Dewa!”.
Mendengar teriakan Ujep, Romo Kuntul langsung menghentikan ritualnya lalu
menemui Ujep yang telah menunggu 10 meter disampingnya. “Ada apa kau
teriak-teriak! Aku sedang berusaha berkomunikasi dengan Dewa Kencrot tahu!”
gerutu Romo Kuntul, akhirnya diceritakanlah kepada Romo Kuntul mengenai apa
yang telah menggegerkan seisi Desa Mesakat, sontak Romo Kuntul menegang, ia
naik darah, kemaluannya berdiri tegak tanda amarah yang sudah memuncak.
Kembalilah Ujep bersama Romo Kuntul
ke desa untuk melakukan penghakiman terhadap kedua remaja tersebut, hingga
ketika mereka berdua sampai di tempat dimana Ujep mengurung kedua remaja
tersebut, hal yang tidak disangka-sangka pun terjadi. Dibukakanlah pintu bilik
bergembok emas tersebut oleh Ujep hingga sinar matahari menyinari kedua tubuh
remaja tersebut dibarengi satu kata dari si remaja yang memiliki vagina,
“Ayah?”. Seketika sang Romo pun pingsan hingga harus dibawa ke tabib desa,
disana ia tersadarkan, lalu sang Romo menceritakan bahwa wanita yang tertangkap
basah memakai kondom merek Dobol bersama seorang pria tersebut, adalah anak
paling muda Romo Kuntul yang melarikan diri saat usianya masih 12 tahun karena
ketahuan bersenggama dengan Kepala Desa Mesakat.
Romo Kuntul yang sudah sadarkan diri
segera mengumpulkan Dewan Tangan Kanan Kencrot untuk melakukan perundingan darurat,
dalam perundingan tersebut, Romo Kuntul menceritakan segala yang telah terjadi.
Tentu saja hal tersebut membuat seluruh anggota Dewan Tangan Kanan Kuntul
terkejut, bagaimana tidak? Romo Kuntul merupakan kepala anggota Dewan Tangan
Kanan Kencrot yang tingkatan keilmuannya sudah setara wali. Seluruh anggota
dewan terbingung-bingung, hingga sang Romo mencetuskan fatwa bahwa menggunakan
kondom merk Dobol tidak lagi dianggap haram. Romo Kuntul bertitah bahwasanya
setiap makhluk hidup memiliki hak untuk hidup senang, begitu pula wanita. Romo
Kuntul kali ini menganggap bahwa orgasme wanita adalah hak yang harus
dilindungi.
Tak lama kemudian, diperintahkanlah
Ujep untuk membacakan fatwa baru tersebut di alun-alun desa, hal ini berarti
pula kepala desa harus menghapuskan undang-undang larangan peredaran kondom
merek Dobol di Desa Mesakat. Sontak saja hal tersebut disambut dengan sorakan
meriah dari semua wanita di Desa Mesakat. Hingga 10 tahun kemudian, kesetaraan
gender di Desa Mesakat telah mencapai posisinya yang mapan. Anak dari Romo
Kuntul? Kini ia menjabat sebagai anggota dewan tertinggi, patung dirinya yang
telanjang bulat dibuat dan dipasang di tengah alun-alun guna memperingati hari
dimana kondom merk Dobol dibolehkan beredar.
0 komentar:
Posting Komentar