20 Jul 2017

Di Suatu Tempat Dimana Kancut Disembah

“Romo! Romo! Romo Kuntul lagi dimana Romo!”. Pagi itu hingar bingar kegelisahan sudah terdengar saja dari ujung Desa Mesakat. Adalah Ujep, seorang pria berusia 35 tahunan yang berteriak-teriak hingga seisi kampung terbangun dari persenggamaannya. Ujep kesana-kemari mencari Romo Kuntul yang katanya sedang bersemedi entah dimana. Ia kebingungan karena malam harinya sebelum Romo Kuntul bersemedi, Sang Romo hanya memberikan petunjuk bahwa ia akan bersemedi di pelupuk mata Desa Mesakat, jika Ujep memerlukan sesuatu, ia harus menemukan pelupuk mata Desa Mesakat tersebut.
            Kembali ke malam sesudah satu jam kepergian Romo Kuntul tuk bersemedi, terjadi sebuah kekacauan di pelataran belakang balai desa, dimana di pelataran tersebut terdapat sepasang muda-mudi haus cinta yang sedang melakukan hubungan esek-esek. Suara erangan kedua remaja Desa Mesakat tersebut menggelitik rasa penasaran Ujep yang sedang merancap di bilik 3 x 4 yang berada di tengah-tengah bangunan balai desa. Ujep yang belum mencapai orgasme harus dikalahkan rasa penasarannya untuk melihat apa yang sedang terjadi di pelataran belakang balai desa. Setelah beberapa langkah mengikuti suara erangan tersebut, Ujep akhirnya mendapati kedua anak manusia yang saling tumpang tindih dengan alat kelamin saling menyatu. Sontak ia berteriak “Hei! Apa yang engkau lakukan anak muda!” Ujep langsung menyabet bungkus kondom yang mereka gunakan untuk bercinta, ternyata kondom tersebut bermerek Dobol! Salah satu merk kondom yang diharamkan oleh Dewan Tangan Kanan Kencrot. Perlu diketahui, Desa Mesakat memiliki jajaran Dewan Tangan Kanan Kencrot, dimana tugas mereka adalah menentukan ke-halal-an dan ke-haram-an suatu produk maupun suatu polemik yang harus diselesaikan secara agamis. Desa Mesakat sendiri, berpegang teguh pada satu agama yang dianut seluruh penduduknya, yaitu Agama Kencrot, dimana yang disembah adalah Dewa Kencrot.
            Kejadian tersebut sungguh membuat Ujep getem-getem, bagaimana tidak? Padahal Dewan Tangan Kanan Kencrot telah mem-fatwakan haram untuk penggunaan kondom bermerek tersebut namun hal tersebut dilanggar oleh kedua remaja bau kencur yang alat kelaminnya masih saling menempel. Akhirnya, sepasang muda-mudi yang belum sempat mengenakan kancut tersebut diseret paksa oleh Ujep untuk memberikan kesaksian di Alun-alun desa, namun sialnya hari telah malam, Ujep tidak enak membangunkan seisi kampung untuk berkumpul, apalagi memanggil jajaran Dewan Tangan Kanan Kencrot, hal itu sungguh tidak etis menurut Ujep yang hanya menjabat sebagai polisi adat. Akhirnya Ujep memutuskan untuk mengamankan sepasang muda-mudi tersebut di bilik yang berada di tengah-tengah bangunan balai desa. Ia kunci rapat-rapat mereka didalam bilik tersebut sembari kebingungan dan berkeringat dingin.
            Ujep yang sedikit bodoh terus saja berteriak memanggil-manggil nama Romo Kuntul yang tak beranjak muncul, ia kebingungan dengan petunjuk aneh mengenai keberadaan Romo Kuntul. Paginya, setelah seluruh warga terbangun, Ujep langsung berbicara melalui pengeras suara di Alun-alun desa bahwa ia menemukan sepasang muda-mudi yang bercinta menggunakan kondom bermerek Dobol. Sontak kaget-lah seluruh warga yang telah terbangun. Dobol memang sebuah merek kondom yang kontroversial, korporasi tersebut memakai inovasi kondom bergerigi alias ‘dotted’ kalau di bahasa inggrisnya. Kondom bergerigi memang laris manis di desa-desa lainnya karena terbukti mampu membuat wanita mencapai puncak orgasmenya. Namun, Desa Mesakat tidak memperbolehkan peredaran kondom tersebut karena menurut pemerintah Desa Mesakat, kondom tersebut terlalu cepat membuat wanita orgasme saat berhubungan seks, sehingga si pria yang belum orgasme akhirnya harus menggenjot sendirian tanpa bantuan goyangan wanitanya.
            Setelah berhasil membuat geger seisi kampung, Ujep yang masih kebingungan akhirnya pergi lagi mencari keberadaan sang Romo. Saat menjalankan pencariannya, ia bertemu dengan salah seorang anggota Dewan Tangan Kanan Kencrot di pertigaan jalan, yaitu Nyai Kemem. Nyai Kemem merupakan salah seorang agamawati yang cukup terkenal berkat bukunya yang berjudul “Perbincangan Kelamin dengan Dewa Kencrot”. Tanpa sempat menyapa beliau, bibir Ujep langsung saja dilumat habis oleh Nyai Kemem, ya, dilumat habis dengan bibirnya Nyai Kemem sendiri. Setelah make out yang cukup lama, sekitar 20 menitan, Nyai Kemem akhirnya melepas bibirnya yang sedang melakukan French Kiss terhadap Ujep. Kelelahan-lah si Ujep, sampai ia tak bisa berkata-kata, Nyai Kemem berhasil membuat energinya terkuras habis. Ujep yang masih lemas tiba-tiba diberi bisikan oleh Nyai Kemem yang berkata “pergilah ke utara, disana Romo Kuntul berada.” Ujep yang masih lemas dan berkeringat panas cuma bisa berkata “te.. terima kasih Nyai..” dengan nada terbata-bata.
            Ujep yang masih ling-lung akibat percumbuan dengan Nyai Kemem akhirnya melangkahkan tapak demi tapak kakinya menuju utara Desa Mesakat. Ujung utara Desa Mesakat merupakan tempat tertinggi dari seluruh wilayah desa, dimana disana terdapat sebuah prasasti Lingga dan Yoni yang mengarah tepat pada Desa Mesakat. Ujep lagi-lagi kelelahan, ketinggian tempat yang mencapai 11000 mdpl tersebut membuat Ujep dehidrasi, bruntunglah ia selalu membawa sebotol wiski sebagai pelepas dahaga. Jalanan makadam, semak-semak, hutan, savana, ia lewati, hingga ia menemui prasasti Lingga Yoni di puncak tertinggi. Benar saja, disana ia menemui Romo Kuntul yang sedang menyenggamai batu, iya batu, batu yang ditengahnya terdapat lubang berdiameter 10 sentimeter. Memang seperti itulah peribadatan tertinggi kaum agamawan Desa Mesakat, Agama Kencrot memiliki berbagai ritus yang sangat erat dengan seksualitas, salah satunya bersenggama dengan batu tadi, namun hal tersebut hanya boleh dilakukan oleh pemuka agama yang sudah mencapai level ma’rifat.
            Ujep yang melihat Romo Kuntul sontak berteriak “Romoooo!! Romo!! Akhirnya kutemukan dirimu! Terimakasih Dewa!”. Mendengar teriakan Ujep, Romo Kuntul langsung menghentikan ritualnya lalu menemui Ujep yang telah menunggu 10 meter disampingnya. “Ada apa kau teriak-teriak! Aku sedang berusaha berkomunikasi dengan Dewa Kencrot tahu!” gerutu Romo Kuntul, akhirnya diceritakanlah kepada Romo Kuntul mengenai apa yang telah menggegerkan seisi Desa Mesakat, sontak Romo Kuntul menegang, ia naik darah, kemaluannya berdiri tegak tanda amarah yang sudah memuncak.
            Kembalilah Ujep bersama Romo Kuntul ke desa untuk melakukan penghakiman terhadap kedua remaja tersebut, hingga ketika mereka berdua sampai di tempat dimana Ujep mengurung kedua remaja tersebut, hal yang tidak disangka-sangka pun terjadi. Dibukakanlah pintu bilik bergembok emas tersebut oleh Ujep hingga sinar matahari menyinari kedua tubuh remaja tersebut dibarengi satu kata dari si remaja yang memiliki vagina, “Ayah?”. Seketika sang Romo pun pingsan hingga harus dibawa ke tabib desa, disana ia tersadarkan, lalu sang Romo menceritakan bahwa wanita yang tertangkap basah memakai kondom merek Dobol bersama seorang pria tersebut, adalah anak paling muda Romo Kuntul yang melarikan diri saat usianya masih 12 tahun karena ketahuan bersenggama dengan Kepala Desa Mesakat.
            Romo Kuntul yang sudah sadarkan diri segera mengumpulkan Dewan Tangan Kanan Kencrot untuk melakukan perundingan darurat, dalam perundingan tersebut, Romo Kuntul menceritakan segala yang telah terjadi. Tentu saja hal tersebut membuat seluruh anggota Dewan Tangan Kanan Kuntul terkejut, bagaimana tidak? Romo Kuntul merupakan kepala anggota Dewan Tangan Kanan Kencrot yang tingkatan keilmuannya sudah setara wali. Seluruh anggota dewan terbingung-bingung, hingga sang Romo mencetuskan fatwa bahwa menggunakan kondom merk Dobol tidak lagi dianggap haram. Romo Kuntul bertitah bahwasanya setiap makhluk hidup memiliki hak untuk hidup senang, begitu pula wanita. Romo Kuntul kali ini menganggap bahwa orgasme wanita adalah hak yang harus dilindungi.
            Tak lama kemudian, diperintahkanlah Ujep untuk membacakan fatwa baru tersebut di alun-alun desa, hal ini berarti pula kepala desa harus menghapuskan undang-undang larangan peredaran kondom merek Dobol di Desa Mesakat. Sontak saja hal tersebut disambut dengan sorakan meriah dari semua wanita di Desa Mesakat. Hingga 10 tahun kemudian, kesetaraan gender di Desa Mesakat telah mencapai posisinya yang mapan. Anak dari Romo Kuntul? Kini ia menjabat sebagai anggota dewan tertinggi, patung dirinya yang telanjang bulat dibuat dan dipasang di tengah alun-alun guna memperingati hari dimana kondom merk Dobol dibolehkan beredar.

0 komentar:

Posting Komentar