7 Okt 2017

“Paskyusa ”, Kelompok Paskibraka Modern Dengan Tugas Utamanya



Paskibraka adalah singkatan dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka dengan tugas utamanya mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam upacara peringatan proklamasi kemerdekaan Indonesia di 3 tempat, yakni tingkat Kabupaten/Kota (Kantor Bupati/Wali Kota), Provinsi (Kantor Gubernur), dan Nasional (Istana Merdeka).
Anggotanya berasal dari pelajar SMA Sederajat kelas 1 atau 2. Penyeleksian anggotanya biasanya dilakukan sekitar bulan April untuk persiapan pengibaran pada 17 Agustus.
Selama waktu seleksi sampai 16 Agustus, seorang anggota calon Paskibraka dinamakan "CAPASKA" atau Calon Paskibraka. Pada waktu penugasan 17 Agustus, anggota dinamakan "PASKIBRAKA", dan setelah 17 Agustus, dinamakan "PURNA PASKIBRAKA".
            Seiring berjalannya waktu, Paskibraka berkembang dari yang hanya berpakem konvensional, menjadi modern. Paskibraka modern identic dengan ditambahkannya kreasi-kreasi pola gerakan baru, namun tidak menghilangkan segi konvensional dari Paskibraka pada umumnya.
            Lucky Ezra Pangkey (17), atau yang akrab disapa Lucky, menuturkan bahwa Paskibraka Modern merupakan Paskibraka konvensional yang mengalami modifikasi pada beberapa pola gerakannya, mulai dari melintang, cara berjalan, dan lain sebagainya.
            Menurut remaja kelahiran Surabaya ini, dengan adanya paskibraka modern, tidak membuat paskibraka konvensional kehilangan jati dirinya, “toh ini bagus, bikin siswa jadi bisa kreatif. Kan dasarnya nggak diubah, cuman ditambahin saja” paparnya.
            “Kalau paskibraka modern biasanya ada lomba kreasi, pbb kreasi, lomba yel yel, kostum yang dipakai juga dilombakan. Hampir semua yang dibawa dalam satu pleton itu dinilai”
            Lucky yang juga berperan sebagai Komandan Pleton utama di SMAK Santo Yusup tersebut, menuturkan bahwasanya sebenarnya peminat dari ekskul Paskibraka Modern di sekolahnya, tak sebanyak ekskul-ekskul lainnya. Ekskul seperti bola basket, badminton, dan futsal lebih banyak diminati, namun hal tersebut tak menyurutkan ia dan teman-temannya dalam membesarkan nama Paskyusa (sebutan kelompok Paskibraka di SMAK Santo Yusup).
            Remaja yang berdomisili di Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo tersebut, menuturkan bahwa mengikuti Paskibraka Modern, sama menantangnya dengan mengikuti Paskibraka konvensional. Pasalnya, hal-hal seperti pelatihan fisik yang keras dan keterikatan dengan protokoler menjadi kewajiban yang tidak terlepas dari segala prosesnya.
            Paskyusa yang lahir di tahun 2008 tersebut, awalnya mengikuti lomba-lomba Paskibraka konvensional sesuai dengan SK Pangab. Namun, sesuai dengan SK Pangab yang baru, Paskyusa-pun mengikutinya, yaitu Paskibraka Modern. Paskyusa yang awalnya sangat konvensional-pun berubah menjadi lebih modern.
“Dulu pertama lahir, Paskyusa mengikuti ketentuan SK Pangab yang lama, masih konvensional, tapi karena ada perubahan SK Pangab baru-baru ini, ya ikut yang modern.”
            SK Pangab yang awalnya hanya menuntut keteraturan pola gerakan, sekarang mulai menjejali kriteria-kriteria seperti, keunikan kostum, semaraknya yel-yel, dan inovasi pola, dalam proses penilaiannya. Paskyusa-pun berinovasi, mereka tak ingin ketinggalan dengan sekolah-sekolah lain yang juga berinovasi.
            Saat ini, Paskyusa memiliki target-target tertentu untuk tetap menjaga eksistensi mereka di dunia perlombaan paskibraka modern. Mereka memiliki target-target yang tak tanggung-tanggung, mereka menargetkan untuk meraih minimal 2 trofi penghargaan tiap tahunnya.
            Target yang cukup besar tersebut bukanlah tanpa alasan, ia mengutarakan bahwa baru-baru ini saja, mereka baru memenangkan trofi juara favorit dalam perlombaan Paskibraka Modern yang diadakan di Universitas Widya Mandala.
            Paskyusa terkesan optimistis ditengah gempuran sekolah-sekolah negeri yang lebih sering memenangkan perlombaan paskibraka modern. “Agenda Paskyusa paling dekat ini ya mau ikut beberapa lomba lagi, di daerah Driyorejo, dan SMA – SMA lainnya, targetnya ya juara satu tentunya, semoga aja.” Tutur Lucky.
            Lucky berpendapat, bahwasanya ia memiliki sebuah harapan bagi Paskyusa dan seluruh Paskibra di seluruh Indonesia, “Jadi Paskibra itu harus tahan banting, tahan mental dan fisik, usaha nggak akan mengkhianati hasil, tetap solid dan selalu berusaha membanggakan almamater dan Indonesia secara umum itu sebuah kewajiban!” Tegasnya. (07/10/17)

0 komentar:

Posting Komentar