18 Jan 2016

Anonimitas Dalam Instagram

Sebelum merujuk pada apa yang disebut sebagai anonimitas dalam media sosial Instagram, ada baiknya terlebih dahulu kita mengenal apa itu yang disebut sebagai Instagram.
Instagram adalah sebuah aplikasi berbagi foto yang memungkinkan pengguna mengambil foto, menerapkan filter digital, dan membagikannya ke berbagai layanan jejaring sosial, termasuk milik Instagram sendiri. Satu fitur yang unik di Instagram adalah memotong foto menjadi bentuk persegi, sehingga terlihat seperti hasil kamera Kodak Instamatic dan Polaroid. Kata Instagram sendiri berasal dari kata Insta, yang berarti instan, dan Gram yang diambil dari kata telegram. Dulunya Instagram adalah aplikasi gratis dari iTunes yang fungsi utamanya untuk mengupload foto-foto. Instagram semakin booming setelah dibeli oleh Facebook seharga 1 Milliar Dollar. Aplikasi-aplikasi pun berkembang seperti Instagram untuk Android dan lain-lain.
Kegunaan Instagram tidak hanya untuk berbagi foto saja, melainkan juga untuk menyunting foto-foto yang memiliki beberapa efek yang dapat digunakan untuk menyunting foto. Dengan aplikasi Instagram, foto-foto Anda dapat diunggah melalui jejaring sosial seperti facebook, twitter, foursquare, flickr, dan juga posterous. Foto yang telah diambil melalui aplikasi Instagram dapat disimpan di dalam berbagai macam gadget seperti iPhone, dan lain lain tersebut.
Penggunaan kamera melalui Instagram juga dapat langsung menggunakan efek-efek yang ada, untuk mengatur pewarnaan dari foto yang dikehendaki oleh sang pengguna. Ada juga efek kamera tilt-shift yang fungsinya adalah untuk memfokuskan sebuah foto pada satu titik tertentu. Setelah foto diambil melalui kamera di dalam Instagram, foto tersebut pun juga dapat diputar arahnya sesuai dengan keinginan para pengguna.
Foto-foto yang akan diunggah melalui Instagram tidak terbatas atas jumlah tertentu, melainkan Instagram memiliki keterbatasan ukuran untuk foto. Para pengguna hanya dapat mengunggah foto dengan format itu saja, atau harus menyunting foto tersebut dulu untuk menyesuaikan format yang ada. Setelah para pengguna memilih sebuah foto untuk diunggah di dalam Instagram, maka pengguna akan dibawa ke halaman selanjutnya untuk menyunting foto tersebut. Mungkin sedikit banyak seperti itulah gambaran tentang aplikasi yang disebut Instagram.
Dewasa ini sudah sewajarnya apabila aplikasi semacam Instagram sudah menjadi bagian dari gaya hidup dan menjadi sebuah kebutuhan. Hal ini dipengaruhi oleh banyaknya pengguna yang merasa diuntungkan oleh ke-praktisannya, disisi lain, para artis banyak yang menggunakan instagram sebagai sarana pengekspresian diri. Hal-hal tersebut yang memicu banyaknya pengguna Instagram dewasa ini.
Kebesaran nama Instagram juga memicu banyak individu untuk menggunakannya sebagai sarana untuk aktualisasi diri, seperti para fotografer yang seakan menemukan sarana untuk mengeksibisi fotonya dalam dunia maya. Selain itu banyak juga musisi indie yang menggunakan sarana Instagram sebagai promosi single atau lagu mereka. ‘In the last ten years, the convergence between technologies of urban life and new communications technologies has been remarkable’ (Holmes, 2005, p.3).
            Dinamika teknologi yang tiada habisnya membuat tiap individu seakan wajib untuk mengikuti segala perkembangannya dari semua aspek. ‘The media often have strong indirect effects, such as the agenda-setting process through which the media tell their audience what news issues are most important’ (Bryant & Zillmann, 2002, p.200). Disini dapat disimpulkan bahwa media bisa mengatur pandangan masyarakat secara utuh. Contoh kecilnya adalah kasus akun anonim dalam instagram yang menjual berbagai macam produk, mulai dari pembesar alat vital, mainan seks, juga berbagai macam barang ilegal. Tindakan semacam ini telah menjadi kultur dalam dunia globalisasi dewasa ini. Akun-akun anonim tersebut bertujuan untuk memasarkan produk yang mereka jual dengan cara menggunakan fitur komentar pada instagram ataupun juga bisa melalui akun-akun instagram penyedia layanan iklan.
            Hingga saat ini, kita tidak bisa mengetahui siapakah para pemilik akun-akun tersebut, namun keberadaan dan produk yang ia jual dapat kita ketahui, karena biasanya akan mereka pajang pada bio instagram mereka. Berikut pernyataan salah seorang penulis tentang fungsi komunikasi ‘...maka kesemua tujuan tersebut dapat disebut membujuk (bersifat persuasif)’ (Mulyana, 2007, p.33) dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa tak lain tujuan dari iklan-iklan dari akun anonim tersebut adalah untuk mempersuasi para pengguna instagram agar membeli segala produk yang mereka tawarkan. Sejatinya sah-sah saja mengiklankan berbagai produk melalui media instagram, tetapi disisi lain banyak pengguna yang diresahkan karena kehadiran akun-akun anonim ini, contohnya instagram para aktor atau aktris terkenal, disana dapat kita lihat bahwa kolom komentar dapat menjadi sarana iklan dadakan yang dipakai oleh para penjual tersebut. Otomatis hal ini memicu ketidaknyamanan dari pengguna instagram yang lain, terutama si pemilik akun. Komentar-komentar iklan semacam ini biasa disebut sebagai spam conment atau komentar yang tidak begitu penting.
            Berikut akan saya paparkan sedikit kutipan, ‘Konseptualisasi kedua yang sering diterapkan pada komunikasi adalah interaksi’ (Mulyana, 2007, p.72). Dari kutipan tersebut dapat dikorelasikan dengan fenomena anonimitas dalam sosial media Instagram, dimana komentar spam akan benar-benar mengganggu interaksi pengguna lain yang membutuhkan proses decoding dan encoding dalam skala yang intens. Pengguna saling bertukar informasi melalui fitur komentar, namun apabila pesan tersebut telah tenggelam dikarenakan banyaknya komentar spam yang masuk, hal ini dapat mempengaruhi ketidak efektifan dalam penyampaian pesan, sehingga seringkali ditemui miskomunikasi antar pengguna instagram ataupun pemilik foto yang fitur komentarnya dipakai sebagai sarana berkomunikasi tersebut.

            Dalam peran komunikasi sebagai transaksi, instagram mempunyai keunggulan dimana ia dapat menyampaikan pesan baik secara verbal dan nonverbal. Banyak pengguna instagram yang pandai untuk memilih foto untuk sebuah caption yang tepat. Begitu pula si pemilik akun anonim, mereka sering mengeksploitasi gambar-gambar di internet yang seenaknya mereka unggah tanpa memberi tahu terlebih dahulu pada si pemikik gambar hanya demi kepentingan komersial. Mereka mampu membuat korelasi yang pas antara gambar yang mereka comot dari berbagai sumber internet dengan sebuah caption yang cukup mempersuasi pengguna lain. Sebagai contoh kecilnya adalah akun penjual obat pembesar alat vital, seringkali mereka mencomot gambar wanita seksi sebagai model dalam iklannya. 
Dari: Lumajang, Lumajang Sub-District, Lumajang Regency, East Java, Indonesia

1 komentar: