25 Jan 2016

Satu Nampan

Ini cuma sebuah permainan kata, bukan bualan tak berarti yang biasa kuucap. Aku sebut hal ini sebagai bermain kata, karena aku belum mumpuni dalam membuat sajak indah, layaknya prosa juga puisi. 

Jangan kau beranggapan bahwa aku muak dengan kategori, tidak! tidak sama sekali. Aku hanya harus lebih tahu diri. Tentang kemampuan bekalimat-ku yang tiada arti.

Bermain kata itu penuh kias! Multitafsir alias serba terka, seakan aku bisa ciptakan dunia sendiri dalam tiap carik tempat menulis. Bait-bait pun setia, ia bak terungku penuh api dalam balutan sukma, abadi dalam jiwa.

Ah, kalian mulai bosan dengan celotehku kan? Perihal definisi tai kucing mengenai apa yang kusebut sebagai bermain kata. 

Baiklah kawan, mari kita persetankan semua yang telah kutulis diatas, aku ingin menunjukkan sesuatu pada kalian. Sesuatu yang terlihat kurang berarti namun telah kubuat sepenuh hati. Tak setajam belati, dan tiada korelasi dengan mati, ini sesuatu yang terselesaikan kemarin pukul 2 pagi. Sesuatu tentang teman yang selalu mengabdi, pada tuntutan masa depan, dan indahnya jalan kasih seorang hamba. 

Maka berikut "sesuatu" yang aku janjikan

-------------------------------------

Satu Nampan Pernah Sempurna
°
Ia adalah seorang gadis
Dengan rambut ikal, juga simpul diujung bibir
Disana terlihat, ia baru memulai pengembaraan
Atau tanpa kusadari, semenjak datang rindunya?

"Rindu pada apa tuanku?" tanya ibu tua dengan tatap renta
"Senandikanya! Hai, ibu tua yang kuhormati" jawabku tegas tanpa sentak
Mungkin benar, bahwa ia seorang pendamba kepulangan
Atau seorang putri penjiplak hangat kasih ayahnya? Hm..

Aku yakin ia kombinasi kedua hal itu
Ya! Karena matanya tak dapat berbohong!
Binar dan kedipan jarang-jarang itu ungkapkan segala
Ia seorang pengembara memori! Perihal waktu!

Lantas kurelungkan tatapku pada sorot matanya
Hingga kususuri kenangan masa lalu, kepiawaian secarik asa, juga paras tentram ayah ibunya
Disana ia bahagia, penuh suka dan cita
Bak nampan masih sempurna

Jauh diujung lintas samudra,
Kau adalah pendamba ketentraman
Senyum rekahmu, tandakan rindu akan masa lalu
Sorot tajam matamu, isyaratkan masa depan dambaan ayahmu.
°
-Senja-
Dari: Lumajang, Lumajang Sub-District, Lumajang Regency, East Java, Indonesia

0 komentar:

Posting Komentar